Humas IAIN Parepare -- Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare sukses menggelar kegiatan Literasi AI dan Transformasi Digital Madrasah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Wajo, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang berlangsung pada, Rabu (28/8/2024) ini bertujuan untuk memperkuat kompetensi madrasah dalam menghadapi era Society 5.0.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang merupakan alumni IAIN Parepare dan alumni MAN Wajo, yakni Muh. Ilham Jaya dan diikuti oleh para siswa serta guru MAN Wajo. Pelatihan ini dirancang untuk mengenalkan dunia madrasah pada literasi kecerdasan buatan (AI) dan sekaligus mendukung transformasi digital yang menjadi salah satu fokus Kementerian Agama.
Sebelum peserta diajak untuk mempraktikkan langsung penggunaan AI dalam proses pembelajaran, para narasumber terlebih dahulu memberikan pemahaman mendalam mengenai konsep AI. Hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dalam pemanfaatan teknologi AI.
Rustan Efendy, Ketua Prodi PAI IAIN Parepare, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia madrasah, terutama dalam menghadapi perkembangan dunia digital yang sangat pesat. “Kegiatan tersebut sangat memberikan kontribusi bagi dunia madrasah terutama kaitannya dengan dunia digital dan transformasinya dalam segala bentuk ramifikasinya,” ujar Rustan.
Sementara itu, H. M. Sain, Kepala MAN Wajo, menyambut baik kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini. Pelatihan ini sejalan dengan konsep madrasah digital yang sedang digalakkan oleh Kementerian Agama,” ungkapnya.
Muh. Ilham Jaya, sebagai narasumber, menjelaskan bahwa AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir creativity, critical thinking, collaboration, dan communication (4C). Namun, ia juga menekankan pentingnya kecerdasan alami.
"Kecerdasan buatan memang bisa menjadi alat yang sangat berguna, tetapi kecerdasan alami tetap menjadi kunci utama. Kemampuan untuk memberikan perintah yang tepat kepada AI (prompting) membutuhkan kecerdasan yang diasah melalui membaca, diskusi, dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru," jelas Ilham.
Ahmad Zuhudy Bahtiar sebagai sekertaris panitia berharap kegiatan ini perlu digalakkan ke sekolah-sekolah bersama dengan guru dan dosen. "Literasi teknologi AI itu masih sedikit yang menyentuh hingga ke siswa utamanya mereka yang dipelosok pelosok," ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan madrasah dapat semakin siap menghadapi tantangan era digital dan mampu mengintegrasikan teknologi AI dalam proses pembelajaran. (Irm/mif)