تخطي للذهاب إلى المحتوى

Sarasehan Konselor BKI Hadirkan Konselor dari Singapura dan Sekjen PABKI

7 مارس 2022 بواسطة
khaerunnisaihwan

Sarasehan Konselor BKI Hadirkan Konselor dari Singapura dan Sekjen PABKI

Humas IAIN Parepare–Prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Parepare melaksanakan Seminar Sarasehan Konselor bertajuk “Penguatan Keilmuan Konseling Islam sebagai Solusi Ketahanan Keluarga”. Kegiatan yang dilaksanakan Ahad (06/03/22) tersebut dihadiri oleh pimpinan fakultas, para ketua prodi, mahasiswa, dan civitas akademika di lingkup FUAD secara daring dan luring.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidang konseling yakni konselor dan aktivitis sosial dari Singapura, Dr. Bibi Jan Muhamed Ayyub dan Dr. Agus Santoso, S.Ag., M.Pd. dosen UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini menjabat sebagai Sekertaris Jenderal Perkumpulan Ahli Bimbingan Konseling Islam Indonesia (PABKI).

Sebelum materi, Rektor Institut Agama Islam Negeri Parepare yang dalam hal ini diwakili oleh Dr. Muhammad Saleh, M.Ag. menyampaikan apresiasi yang setinggi-tinggi kepada civitas akademika FUAD karena telah melangsungkan sarasehan konselor untuk penguatan keilmuan BKI.

“Diskusi seputar parenting Islam sangat tepat saat ini, terlebih banyak masalah-masalah anak dan remaja yang membutuhkan pemikiran-pemikiran yang multiperspektif dari para akademisi, praktisi, dan para pengamat sehingga dalam implementasinya penguatan keluarga di Indonesia semakin baik, ”jelas Wakil Rektor III.

Dalam pemaparannya, ia berharap rumah dan keluarga bisa menjadi tempat ternyaman bagi anak-anak sehingga pada akhirnya keluarga bisa mencapai puncak tertinggi impian keluarga dalam Islam yaitu menghadirkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.

Narasumber pertama Dr. Bibi Jan Muhamed Ayub memantik materi “Kesehatan Mental Anak dan Remaja” melalui media virtual. Ia banyak mengulas tentang problem sosial anak dan remaja yang perlu menjadi perhatian semua kalangan dan keluarga terutama para orang tua. Problem tersebut adalah penggunaan gadget secara berlebihan, cyberbullyng, keamanan bermedia sosial, makanan kurang sehat, depresi dan bunuh diri, kurangnya aktivitas di masa pandemi, stres, perilaku merokok, dan penyalahgunaan obat terlarang.

“Di sinilah pentingnya memahami konsep kesehatan mental untuk meminimalisasi masalah yang dihadapi anak dan remaja. Peranan konselor, keluarga, dan komunitas masyarakat Islam sangatlah dibutuhkan untuk menerapkan beberapa pendekatan self-care dalam Islam,” papar Bibi.

Kemudian pembicara kedua, Dr. Agus Santoso, S.Ag.,M.Ag.memberi materi “Konseling Spritual dalam Intervensi Keluarga”. Dalam pemaparannya, ia banyak mengkaji tentang pendekatan konseling spritualitas dan peran keluarga Islam dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pengendalian emosi dalam keluarga tatkala mendidik anak-anak untuk ketahanan keluarga.

Menurutnya, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi tolok ukur keberkahan dan kesejahteraan dunia akhirat. “Islam memandang bahwa ketahanan keluarga hanya dapat digapai apabila terdapat penanaman aqidah, syariah dan adab, “ungkap Agus.

Ia menambahkan, keluarga inti memiliki ikatan emosional psikologis yang terbalut dalam ikatan rohaniah yang dipenuh cinta kasih, apalagi Islam memadang kehadiran anak sebagai tambahan amanat. Dalam konteks itulah, pendekatan konseling spritual perlu menjadi perhatian dalam ilmu parenting.

Sarasehan ini berjalan secara lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Untuk diketahui, kegiatan sarasehan konselor BKI 2022 mencakup 3 sub kegiatan; seminar nasional, konferensi, dan reviu kurikulum.

Kegiatan ini secara khusus menghadirkan perwakilan Perkumpulan Ahli Bimbingan Konseling Islam Indonesia (PABKI).Pada kesempatan yang sama, prodi BKI melakukan reviu kurikulum sebagai langkah penyesuaian kurikulum agar sejalan dengan PABKI dan agar terbangun interkoneksi antara muatan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat. (Mhy/Tin)


khaerunnisaihwan 7 مارس 2022
BAGIKAN POSTINGAN ini
علامات التصنيف
الأرشيف