Tausyiah Ramadhan; Keutamaan Menuntut Ilmu Pengetahuan
Humas IAIN Parepare — Sebagai moderator tausyiah hari ke -13 Ramadhan, Akmal Ibrahim memandu jalannya tausyiah Ramadhan yang berlangsung daring, Rabu, 6/5/2020. Ustas Hasyim, Kasubag Perencanaan, Organisasi dan Hukum menjadi pembawah tausyiah Ramadhan dengan mengangkat tema tausyiah “Keutamaan Menuntut Ilmu Pengetahuan”.
Akmal Ibrahim saat menjadi moderator tausyiah Ramadhan
Mengawali tausyiahnya, ustas Hasyim terlebih dahulu mengajak jamaah mengirimkan bacaan Surah al -Fatihah kepada almarhum Dr. H. Jamaluddin Idris, M. Fill. Almarhum adalah dosen senior dan mantan Wakil Ketua STAIN yang meninggal dunia pada Senin dini hari, 6 April 2020 sekitar pukul 03.00 wita di kediamannya di Kota Parepare.
“Seperti yang kita ketahui, manusia lahir ke dunia ini dalam keadaan tidak berilmu. Maka dalam pandangan Islam, umat Islam diwajibkan belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Hal tersebut berdasarkan pada sabda Rasulullah Saw yang berbunyi “Belajarlah, karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai dan pemilik ilmu itu tidak sama dengan orang yang tidak memiliki ilmu,” papar ustas Hasyim mengurai pentingnya belajar dan menuntut ilmu pengetahuan.
“Ilmu pengetahuan itu bagaikan pelita atau cahaya di malam yang gelap. Ilmu menjadi penuntun manusia untuk menjalani kehidupannya di dunia ini. Dengan ilmu, manusia dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah,” lanjutnya menguraikan. Ustas Hasyim menyampaikan S.Q. al -”Alaq ayat 1-5 sebagai dasar perintah untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan.
Menurutnya, Surah al -‘Alaq ayat 1-5 ini merupakan perintah tersirat kepada manusia untuk belajar. “Mengapa wahyu pertama ini, kita diperintahkan untuk “membaca”, bukan perintah shalat, puasa, zakat atau perintah haji? Ini menunjukkan bahwa sebelum kita beramal atau beribadah, kita wajib berilmu,” jelasnya. Oleh karena itu, lanjutnya, menuntut ilmu pengetahuan hukumnya wajib bagi muslim laki-laki mau pun perempuan.
Ustas Hasyim pun menyebutkan keutamaan menuntut ilmu pengetahuan dengan membacakan beberapa dalil dalam al- Quran dan Hadis. Salah satunnya Q.S. al- Mujadalah ayat 11 :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya: … niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Sabda Rasulullah Saw :
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
“Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntulah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan.
Ustas Hasyim dengan fasihnya membacakan sederetan dalil-dalil, baik dari al- Quran mau pun Hadis Rasulullah Saw tentang keutamaan menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan di salah satu hadis yang dibacakannya, Rasulullah Saw menyebutkan ilmu sebagai investasi akhirat atau amal jariyah.