KESAKTIAN DI ANTARA TUGAS PUSTAKAWAN : Sebuah Spirit Hari Kesaktian Pancasila 2022
OPINI: Sirajuddin (Kepala Perpustakaan IAIN Parepare)
Humas IAIN Parepare–Tanggal 1 Oktober diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila adalah hari nasional di Indonesia sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967. (Sumber www.detik.com.bali)
Dikutip dari laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Pancasila disebut sakti karena Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama. Perbedaan ini tentu berpotensi menjadi rintangan bagi bangsa, termasuk peristiwa G30S-PKI. Peristiwa tersebut tentu mengundang rasa haru dan gundah jika menilik ke sejarah; beberapa perwira tinggi dan menengah TNI AD menjadi korban kebringasan pasukan Cakrabirawa di bawah kepemimpinan Letkol Untung Syamsuri.
Peringatan hari Kesaktian Pancasila menjadi momentum mengenang dan mendoakan para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam aksi G30S PKI pada 30 September 1965 .
Sabtu, 1 Oktober 2022, kita melaksanakan upacara hari Kesaktian Pancasila sebagai wujud rasa simpati dan empati terhadap para korban.
Banyak hikmah yang dapat diambil dari tragedi ini, salah satunya adalah kita dapat berperan mengisi kemerdekaan dengan bekerja dengan penuh integritas, konsistensi, dan komitmen. Sikap tersebut harus tumbuh dalam setiap aktivitas. Kita perlu menjadikan keragaman sebagai sumber stimulasi mental untuk melakukan atau merasakan sesuatu, khususnya bekerja kreatif.
Di bidang pengembangan informasi dan layanan perpustakaan, integritas tentu dibutuhkan. Integritas adalah kejujuran dalam dunia kerja, termasuk mengakui dan mau mengubah kekurangan, dalam hal ini layanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan.
Integritas memandu kita melaksanakan pekerjaan secara professional, sebagai contoh, mendapat tugas, tanggung jawab untuk membuat konten promosi suatu produk layanan perpustakaan.
Wibawa pustakawan atau pengelolaan perpustakaan
tampak melalui layanan yang diberikan kepada pemustakanya.
Sementara itu, konsistensi merupakan suatu keadaan ketika seseorang ataupun suatu kelompok mampu bekerja bersama, saling menghormati satu sama lain, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.
Menyelesaikan tugas penyebaran informasi dengan menciptakan hasanah layanan yang beragam di perpustakaan dengan mendelegasikan tugas pengelolaan sesuai dengan skill individu.
Cambridge Dictonary mendefinisikan konsisten sebagai sifat yang selalu berperilaku atau terjadi dengan cara yang serupa.Karena dasar dari sebuah konsistensi yaitu kesadaran bahwa individu dan kelompok itu berbeda. Skill dan kompetensi yang beragam inilah yang punya potensi menciptakan layanan yang beragam dari layanan library loan, layanan corner, layanan co-working space, layanan museum, layanan library mart dan beragam layanan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pengguna perpustakaan.
Selanjutnya, komitmen. Komitmen memiliki arti luas. Secara definisi, istilah ini menggambarkan suatu pengabdian atau perjanjian pada diri seseorang terhadap suatu hal dalam jangka waktu yang lama. Dalam dunia kerja, komitmen adalah tanggung jawab diri kepada tugas yang diemban.
Pengelola perpustakaan yang berkomitmen akan terus melakukan inovasi agar eksistensi layanan yang diberikan kepada pemustaka terus berlanjut. Ia juga memikirkan keberlangsungan layanan yang berasas user oriented yakni layanan yang berbasis kebutuhan pengguna.
Perpustakaan yang dibangun dari integritas, komitmen, dan konsistensi merupakan refleksi dari spirit kesaktian Pancasila. Tema yang disampaikan Presiden RI. Joko Widodo pada upacara peringatan hari nasional Kesaktian Pancasila “Bangkit Bergerak bersama Pancasila” bisa menjadi pemantik bagi para pengelola perpustakaan untuk berkontribusi dalam menyebar informasi di bawah semangat ideologi Pancasila.
Kesaktian Pancasila menjadi spirit bagi pustakawan untuk berideologi Pancasila sehingga bisa terus berkomitmen, konsisten, dan berintegritas.