Skip ke Konten

Inovasi Teknologi dalam Pembelajaran Agama Islam di Era Digital: Bedah Buku sebagai Wadah Pengembangan Literasi dan Akreditasi

4 Oktober 2024 oleh
Nur Aeni K

Humas IAIN Parepare- Perkembangan teknologi digital yang pesat telah merambah ke berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia Pendidikan Agama Islam. Peluang besar untuk mengembangkan pendidikan agama Islam di era digital ini menjadi topik utama dalam acara Bedah Buku "Inovasi Teknologi dalam Pembelajaran Agama Islam; Tantangan Di Era Digital" yang digelar pada, Rabu (02/10/2024).

Acara yang berlangsung di Lantai 5, Perpustakaan IAIN Parepare dan dihadiri oleh sekitar 150 peserta, terutama mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan sejumlah dosen. Bedah Buku ini menghadirkan para pakar di bidang Pendidikan Agama Islam. H. Muhammad Saleh. Hadir pula Abdul Halik yang bertindak sebagai pembanding dalam acara ini, sekaligus memberikan pandangan mendalam mengenai penerapan teknologi dalam pembelajaran agama Islam.


Sebagai penulis dari buku yang dibedah ini, Muhammad Saleh, tak lupa menyebutkan bahwa kegiatan seperti ini menjadi pendukung pencapaian nilai unggul pada akreditasi. “Bedah Buku memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengeksplorasi karya yang telah ditulisnya. Kegiatan ini sangat baik selain untuk mempertanggungjawabkan apa yang sudah ditulis, juga mempromosikan karya ke khalayak. Kegiatan ini juga sangat mendukung salah satu instrumen akreditasi pengembangan SDM tenaga pengajar,” ujarnya.

“Bedah Buku ini menjadi momen penting bagi dosen dan mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran akan literasi, bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga pemahaman mendalam dan kritis terhadap berbagai informasi para dosen dapat mendesiminasi karya mereka,” tambahnya.

Kemeriahan acara Bedah Buku ini terletak pada kehadiran seluruh penulis buku, yakni Prof. Sitti Jamilah Amin, dan Usman yang secara langsung terlibat dalam diskusi. Kehadiran para penulis memungkinkan peserta untuk mendapatkan penjelasan yang lebih komprehensif mengenai isi buku dan berbagai inovasi teknologi yang telah mereka kembangkan.

Dalam diskusi yang berlangsung, para peserta dan narasumber membahas berbagai aspek terkait integrasi teknologi dalam pembelajaran agama Islam, mulai dari tantangan yang dihadapi, peluang yang terbuka, hingga model-model pembelajaran yang inovatif. Acara ini diharapkan dapat menginspirasi para pendidik agama Islam untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam.

Bedah Buku yang berjalan tidak kurang dari dua jam ini terasa semarak dengan pandangan pandangan yang disampaikan pembanding tentang pentingnya berliterasi melalui buku yang dibedah.

”Bedah Buku sebuah gerakan membangun budaya akademik yang inklusif, dinamis, dan dialektis. Setiap karya jadi monumental jika dibuka ruang untuk verifikasi dan validasi, melalui Bedah Buku ini,” tutur Halik.

Halik juga mengomentari pada bab inovasi teknologi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) “Tema Bedah Buku memantik pembaca untuk meningkatkan literasinya, baik media digital, maupun informasi. PAI sebagai subjek keilmuan, penting dirumuskan dimensi filosofis, teologis, psikologis, dan pedagogis, sehingga dapat mengadaptasi digital secara efektif dan efisien dalam pembelajaran,” tambahnya.

Mengenai pentingnya kegiatan Bedah Buku ini, Prof Jamilah kepada tim web menyampaikan momen Bedah Buku ini penting bagi dosen dan mahasiswa yang tidak hanya menjadi konsumen informasi, tapi wajib ikut terlibat memberikan penilaian terhadap sebuah buku. “Bedah Buku ini menjadi momen penting bagi dosen dan mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran akan literasi,” ucapnya. “Bedah Buku ini memberikan peluang untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi secara pasif, tetapi juga menjadi kritikus yang mampu menilai kekuatan dan kelemahan dari sebuah karya ilmiah,” ujarnya, lagi.

Kehadiran para penulis dan pembanding pada Bedah Buku Perpustakaan merupakan sebuah spirit pengembangan budaya literasi. Hal ini dirasakan Ketua Panitia Azaliyatulhidayah yang dalam dua hari disibukkan dengan mempersiapkan acara dan menghadirkan para penulis dan pembanding yang bukan hanya karena karya bukunya, tapi kontribusi mereka menginvestasikan pengetahuan dengan menyimpan buku mereka di Perpustakaan.

“Kami mengapresiasi penulis buku dan pembanding yang hadir pada kegiatan ini, karena sudah menyemarakkan acara kami di Perpustakaan dan bukan hanya sampai di situ, tapi buku-buku yang dibedah ini sudah ada di Perpustakaan, sudah dibaca oleh banyak pemustaka dan dipinjamkan, dan ini satu kontribusi penulis yaitu menyimpan buku mereka di Perpustakaan ini,” tandasnya

Di akhir sesi Kepala Perpustakaan Sirajuddin juga hadir dalam penyerahan sertifikat langsung kepada penulis dan pembanding sebagai bukti keikutsertaan dan kontribusi dalam kegiatan Bedah Buku kali ini. (srj/mif)


di dalam Berita
Nur Aeni K 4 Oktober 2024
BAGIKAN POSTINGAN ini
Label
Arsip