Humas IAIN Parepare -- Program KKN Mahasiswa IAIN Parepare tahun 2024 didesain untuk melaksanakan pengabdian yang berorientasi dan berbasis masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Hal ini terlihat dari materi yang diberikan kepada peserta KKN pada kegiatan pembekalan dan KKN teori yang dilaksanakan sebelum mahasiswa turun langsung ke masyarakat.
Salah satu materi penting diberikan kepada mahasiswa adalah materi kesetaraan gender dan isu stunting. Materi ini dibawakan oleh Prof. Dr. Sitti Jamilah Amin, M.Ag., mantan Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga pada hari pertama pembekalan mahasiswa KKN yang berlangsung di gedung Auditorium, Senin (1/7/2024).
Sitti Jamilah Amin yang juga dikenal sebagai aktivis perempuan sejak mahasiswa memberikan pembekalan yang mendalam kepada mahasiswa KKN IAIN Parepare. Dalam sesi tersebut menggarisbawahi pentingnya kesetaraan gender dalam konteks pengabdian masyarakat yang akan dilakukan oleh mahasiswa selama KKN.
Sitti Jamilah menekankan bahwa kesetaraan gender bukan hanya sebuah konsep, tetapi sebuah keharusan dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab. "Kita tidak bisa lagi mengabaikan peran penting perempuan dalam pembangunan," ungkapnya dengan tegas di depan ribuan mahasiswa peserta KKN.
Menurut Sitti Jamilah, tantangan utama dalam mencapai kesetaraan gender terletak pada penghapusan stereotip dan diskriminasi yang masih menghambat akses perempuan dalam berbagai bidang kehidupan. “Masih banyak orang salah memahami istilah gender yang menyangka hanya bicara soal perempuan atau jenis kelamin. Padahal ini persoalan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam domain peran sosial dan peran domestik,” paparnya.
Secara sederhana, katanya, kesetaraan gender ini adalah kesamaan hak laki-laki dan perempuan dalam peran sosial dan peran domestik. “Kedua peran bisa diputarbalik antara laki-laki dan perempuan. Memasak, cuci piring, menyapu dan peran domestik (rumah tangga) bukan hanya pekerjaan perempuan, tetapi juga bisa dikerjakan laki-laki,” lanjutnya.
"Yang tidak bisa diputarbalik itu, menurut Sitti Jamilah, adalah kodrat perempuan misalnya hamil, haid, melahirkan, menyusui, dan lain-lain. "Tetapi selain dari itu semuanya bisa diputarbalik. Jadi kesetaraan pendidikan, kesehatan, politik atau menjadi seorang pemimpin, itu semua bisa diperebutkan antara laki-laki dan perempuan secara bersama-sama,” paparnya.
"Apakah laki-laki yang mengalami diskriminasi, itu bukan masalah gender? itu masalah gender,” tegasnya.
Sesi tersebut juga menyoroti statistik terbaru mengenai ketimpangan gender di berbagai sektor, termasuk pendidikan, ekonomi, dan politik. Sitti Jamilah mengajak mahasiswa untuk mengenali peran mereka sebagai pembela kesetaraan gender di tengah-tengah masyarakat yang masih penuh dengan tantangan ini.
Pada akhir sesi, Sitti Jamilah Amin, yang juga pernah menjabat Ketua LP2M mengajak seluruh peserta untuk tidak hanya menjadi pengamat, tetapi pelaku dalam mengubah paradigma dan perilaku yang menghormati hak-hak semua individu, tanpa memandang gender. "Di lokasi pengabdian KKN, buatlah program pengajian, dakwah, berikan pengajaran, ajak organisasi masyarakat, seperti remaja masjid, karang taruna, kelompok pemuda membuat program pemberdayaan terkait isu gender ini," tutupnya, sambil diapresiasi oleh tepuk tangan meriah dari peserta yang tergerak oleh pesan inspiratifnya. (ss)
Editor : Alfiansyah Anwar