Humas IAIN Parepare — Diklat Manajemen Mutu Perguruan Tinggi yang digelar IAIN Parepare bekerja sama dengan Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama RI berlangsung sukses di Hotel Dalton, Makassar. Memasuki hari ketiga dan keempat, peserta diklat menerima sejumlah materi inti diklat yang dibawakan oleh assesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Salah satu narasumber utama yang dihadirkan adalah Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M. Ag. Dosen UIN Alauddin Makassar sekaligus assesor BAN PT ini membawakan materi inti diklat, yaitu Indikator Kinerja Kunci Perguruan Tingi dan Pelaporan Audit Mutu. Dalam paparannya, Prof. Arifuddin memberikan sejumlah strategi penyusunan dan penilaian akreditasi dengan mengulas secara detail dan mendalam seluruh unsur standar akreditasi.
Prof. Arifuddin membagikan sejumlah tips dalam penyusunan standar akreditasi dan menggaris bawahi unsur tata pamong. Menurutnya, tata pamong yang baik mencerminkan kepemimpinan yang berintegritas, transparansi, serta akuntabilitas dalam pengambilan keputusan. “Institusi harus mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki mekanisme tata kelola yang efektif, yang mendukung visi dan misi perguruan tinggi,” jelasnya.
“Tata pamong adalah salah satu elemen krusial dalam memastikan keberlangsungan manajemen perguruan tinggi yang baik. Tata pamong harus dikelola dengan profesional dan transparan,” ungkap Prof. Arifuddin. Lebih lanjut, Prof. Arifuddin mengingatkan agar tim pamong di perguruan tinggi dapat bekerja secara kolaboratif. “Pamong harus saling mendukung dan bekerja dalam satu kesatuan. Keberhasilan tata kelola ini tidak hanya bergantung pada pimpinan tertinggi, tetapi juga pada bagaimana tim bekerja sama dengan baik,” ujarnya.
Kolaborasi antar pamong juga penting dalam pengembangan sumber daya manusia di perguruan tinggi. Menurutnya, keberhasilan sebuah institusi tidak hanya diukur dari fasilitas dan infrastruktur, tetapi juga dari kualitas SDM yang dikelolanya. Dalam penilaian akreditasi, aspek tata pamong menjadi salah satu faktor yang memiliki bobot tinggi. Prof. Arifuddin menyampaikan bahwa assessor BAN-PT sangat memperhatikan bagaimana tata pamong dijalankan dalam sebuah perguruan tinggi. "Jika tata pamong dikelola dengan baik, ini akan menjadi poin plus dalam proses akreditasi," ujarnya.
“Tata pamong bukanlah sekadar formalitas,” tegas Prof. Arifuddin. Ia menjelaskan bahwa pamong yang baik harus mampu menghadapi tantangan internal dan eksternal serta beradaptasi dengan perubahan zaman. Prof. Arifuddin memberikan contoh bahwa penilaian akreditasi bisa berubah jika terdapat informasi negatif mengenai disharmonisasi di kampus.
Sesi yang dibawakan Prof. Arifuddin disertai dengan diskusi interaktif, di mana peserta mengajukan berbagai pertanyaan dan menyampaikan permasalahan yang dihadapi di IAIN Parepare. Salah satu topik utama adalah kendala dalam memastikan tata pamong berjalan secara transparan dan akuntabel di tengah perubahan regulasi dan dinamika internal kampus.