Skip ke Konten

Impulse Buying di Era Post-Pandemic

5 Oktober 2022 oleh
khaerunnisaihwan

Impulse Buying di Era Post-Pandemic

Impulse Buying di Era Post-Pandemic

Oleh: Darmianti Razak, M.Mktg (Dosen Manajemen Keuangan Syariah IAIN Parepare)

Beberapa mungkin masih belum familiar dengan kata “impulse buying”. Kata “impulse buying” merupakan bagian dari salah satu perilaku konsumen di mana ketika seseorang telah melakukan “impulse buying” maka ia telah melakukan keputusan pembelian yang sebelumnya tidak ia rencanakan. Merujuk pada kata impulsif, perilaku dalam pengambilan keputusan pembelian tersebut tidak sama sekali direncanakan oleh pelakunya. Hal ini terjadi ketika konsumen secara tiba-tibaterpengaruh dengan tawaran yang ada, misal untuk tampilansuatu produk atau bahkan penawaran dengan harga yang lebihmurah. Meskipun demikian, barang yang dibeli saat “impulse buying” bisa jadi memang bagian dari kebutuhan konsumen namun sebelumnya tidak direncanakan untuk dibeli saat itu atau bahkan hanya sekadar membeli suatu produk karena “laparmata” dan pengaruh promo.

Pertanyaan yang mungkin akan timbul “Apakah impulse buying masih sering dilakukan oleh konsumen di masa pandemi?” Seperti yang kita ketahui bahwa dampak dariCOVID-19 mengubah banyak hal dalam tatanan kehidupan kita, tak terkecuali keputusan pembelian yang dilakukan oleh setiapindividu di masa pandemi. Keterbatasan akses untuk keluar rumah di masa pandemi tentunya sangat mempengaruhi pola perilaku konsumen. Tidak hanya karena menjadi bagian dari kebijakan pemerintah dan WHO, namun kecemasan akan ketidakpastian pandemi membuat konsumen membatasi diri untuk keluar rumah dan berinteraksi di luar rumah.

Pada dasarnya, impulse buying tidak hanya terjadi pada saat konsumen melakukan pembelian langsung atau secara offline. Namun, impulse buying juga bisa hadir di metode pembelian secara online. Kemudahan dalam berbelanja online semakin membuka kesempatan agar konsumen terbujuk untuk membeli produk yang ditawarkan. Data dari Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) tahun 2021 mencatat peningkatan belanja online sebanyak 37 persen selama masa pandemi Covid-19. Seiring dengan peningkatan tersebut, maka peluang untuk terjadinya impulse buying juga akan semakin tinggi. Hal ini bisa saja dengan mudah diprediksi ketika mencoba untuk  melakukan pengamatan terhadap perubahan pola pembelian konsumen. Kecenderungan untuk memilih sesuatu dengan praktis dan bernilai tambah menjadi pendorong meningkatnya impulse buying di masa pandemi. Konsumen lebih mudah untuk terpengaruh dengan adanya tawaran diskon, gratis ongkir dan kualitas yang melekat pada produk.

Selanjutnya, apakah impulse buying masih akan tetap dapat menyusupi keputusan pembelian konsumen setelah memasukibabak baru di era post-pandemic atau lebih dikenal dengan istilah era new normal? Dengan melakukan pengamatan akan perilaku konsumen saat ini, maka penulis merasa optimis bahwa impulse buying masih akan tetap dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Seiring dengan berangsur pulihnya ekonomi di Indonesia pasca pandemi dan makin terbukanya akses untuk menikmati kesempatan berbelanja offline di pusat perbelanjaan, maka konsumsi menyambut baik momen ini untuk berbelanja. Didukung dengan daya beli konsumen yang berangsur lebih stabil di era post-pandemic ini, maka kemungkinan hadirnya impulse buying di setiap keputusan pembelian akan terus ada bahkan meningkat.


di dalam Opini
khaerunnisaihwan 5 Oktober 2022
BAGIKAN POSTINGAN ini
Label
Arsip