Humas IAIN Parepare - Sebanyak 16 Mahasiswa KKN IAIN Parepare posko 50 mendapatkan pengalaman berharga saat mengunjungi Desa Napo, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar. Pada kunjungannya ke salah satu rumah warga, mereka berkesempatan untuk mengamati proses penenunan sarung sutera Mandar yang terkenal dengan keindahan dan keunikannya.
Lipaq Sabbe, begitulah sarung sutera Mandar ini disebut. Sebuah warisan budaya tak benda yang telah disalurkan secara turun menurun oleh masyarakat setempat. Kain ini memiliki motif dan warna yang beragam, menjadikannya salah satu ciri khas budaya Polewali Mandar.
Bahira, seorang penenun di Desa Napo, dengan hangat menyambut para Mahasiswa KKN, dan dengan sabar menjelaskan proses pembuatan Lipaq Sabbe. Para mahasiswa mengamati dengan saksama bagaimana Ibu Bahira dengan cekatan menggerakkan jemarinya, menghasilkan kain yang indah dan bernilai seni tinggi.
"Menenun Lipaq Sabbe merupakan tradisi yang sudah lama diwariskan di sini," ujar Bahira. "Mayoritas masyarakat di Desa Napo, baik orang dewasa maupun anak-anak, menenun untuk menambah penghasilan," lanjutnya.
Proses pembuatan Lipaq Sabbe tidaklah mudah. Diperlukan waktu hingga lima hari untuk menghasilkan satu kain yang sempurna. Namun dengan ketekunan dan keuletan, para penenun mampu menghasilkan karya seni yang luar biasa.
Para Mahasiswa KKN tak hanya mengamati proses penenunan, mereka juga berkesempatan untuk mencoba menenun. Dengan bimbingan Ibu Bahira, mereka belajar bagaimana menggunakan alat tenun dan belajar cara membentuk motif pada kain.
Pengalaman ini memberikan kesan mendalam bagi para Mahasiswa KKN. Mereka merasa terinspirasi oleh semangat dan ketekunan para penenun Lipaq Sabbe dalam menjaga tradisi dan budaya mereka.
"Kami berharap tradisi ini akan terus dilestarikan dan berkembang di masa depan," ujar Suharmin Basri salah satu Mahasiswa KKN. "Lipaq Sabbe merupakan kekayaan budaya bangsa yang harus kita jaga dan banggakan," tambahnya.
Kunjungan ke Desa Napo ini menjadi salah satu program KKN IAIN Parepare dalam rangka melestarikan budaya dan tradisi lokal. Mereka meyakini bahwa dengan mempelajari dan mempraktikkan pembuatan Lipaq Sabbe, para Mahasiswa KKN dapat membantu untuk mempromosikan kain tradisional ini kepada masyarakat luas. (fzs/Srh)