Humas IAIN Parepare--- Sejalan dengan visi IAIN Parepare sebagai Perguruan Tinggi Pusat Akulturasi Budaya dan Islam dalam Membangun Masyarakat yang Religius, Moderat, Inovatif dan Unggul, Unit Pelaksana Teknis Bahasa (UPT Bahasa) telah menyusun program kerja Inventarisasi papasseng ogi. Program ini meliputi penelusuran naskah di berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Daerah pertama yang dikunjungi adalah Kota Makassar. Kegiatan pencarian dilakukan selama dua hari, yakni tanggal 3 hingga 4 Juni 2024.
Kegiatan inventarisasi dimulai dengan penelusuran naskah Pappaseng di beberapa laboratorium naskah di Makassar. Beberapa lokasi yang menjadi fokus penelusuran adalah Dinas Kearsipan Sulawesi Selatan, Laboratorium Naskah Universitas Hasanuddin, Laboratorium Naskah Universitas Alauddin Makassar, dan Benteng Rotterdam.
Tim Inventarisasi Kearifan Lokal Pappaseng Ogi ini terdiri dari Hj. Nurhamdah, S.Ag., M.Pd., Kepala UPT Bahasa IAIN Parepare, Dr. Musyarif, S.Ag., M.Ag., Dr. Ahmad Yani, M.Hum. Ketua Panitia Inventarisasi, Usman, M.Hum. Ketua Divisi Bahasa Bugis, Hasmiah Herawaty, M.Pd., Trian Fisman Adisaputra, M.M., dan Sari Hidayati, M.Pd.
"Penelusuran ini adalah langkah awal dalam upaya kami untuk mengumpulkan, mendokumentasikan, dan melestarikan naskah-naskah Pappaseng yang masih tersimpan di berbagai institusi dan lokasi bersejarah di Makassar," ujar Hj. Nurhamdah, S.Ag., M.Pd., Kepala UPT Bahasa IAIN Parepare.
Kegiatan ini disambut baik oleh pihak Dinas Kearsipan Kota Makassar, yang merupakan titik pertama penelusuran ini. Yulianto menuturkan bahwa tujuan kegiatan inventarisasi yang dilakukan oleh IAIN Parepare ini yang berusaha menyandingkan budaya dan akulturasi merupakan sebuah gebrakan besar. Sehingga sebagai bentuk apresiasi, Dinas Kearsipan Kota Makassar akan selalu siap membantu Tim selama melaksanakan pengumpulan data teks pappaseng yang dilakukan,”, tutur......
Sambutan hangat yang sama juga diberikan oleh pihak Universitas Hasanuddin Makassar yang ditunjukkan melalui penerimaan langsung oleh Dr.Dafirah, M.Hum. Wakil Dekan II, Dr. Kaharuddin, M.Hum. Wakil Dekan III, Ketua Departemen Sastra Daerah Prof. Dr. Gusnawaty, M.Hum. Dr. Ery Iswari, M.Hum, Basiah, M.Hum, Dr. Firman, M.Hum.......
Dr. Kaharuddin, M.Hum. Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin mengemukakan bahwa melestarikan budaya merupakan tanggung jawab bersama. Terutama dengan menekankan pelestarian pada esensi-esensi pappaseng yang akan dikolaborasikan keberagaman bidang ilmu di IAIN Parepare, sehingga di dalam diri para generasi muda terus tertanam karakter-karakter yang disalurkan oleh budaya.. ”Kami dari pihak Fakultas Ilmu Budaya, memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk usaha mulia dari segenap Tim. Semoga kedepannya kita dapat menjalin hubungan kerja sama untuk memajukan pendidikan dengan orientasi kebudayaan ini”, tutur Kaharuddin.
Penelusuran selanjutnya adalah Laboratorium Naskah Universitas Islam Negeri yang berlokasi di Samata Gowa. Kedatangan Tim Inventarisasi juga disambut hangat oleh Dekan beserta Dosen serta Staf Fakultas Adab dan Humaniora. ”Ditinjau dari segi apapun saya merasa bahwa relasi adalah hal yang paling utama. Terdapat beberapa tantangan yang betul-betul tidak dapat diselesaikan sendiri. Kami berharap penelusuran naskah dengan menargetkan Kami tidak hanya berhenti di sini, melainkan terdapat kerja sama-kerja sama yang memperat tali persaudaraan kita demi mewujudkan cita-cita kita bersama yaitu bermanfaat bagi sesama manusia,” tutur Prof. Dr. H. Barsihannor, M.Ag. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Dr. Ahmad Yani, M.Hum. sebagai Ketua Panitia yang juga merupakan Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam IAIN Parepare menegaskan tahap lanjut dari kegiatan inventarisasi. ”Langkah berikutnya dari kegiatan inventarisasi ini adalah alih aksara naskah dan penarikan makna pappaseng, yang dianggap memiliki keterkaitan dengan setiap konsentrasi ilmu di IAIN Parepare,” ujarnya.
Teks Pappaseng Ogi, yang dikenal sarat dengan nilai-nilai moral dan petuah kehidupan, merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Bugis. Hal itu menjadi landasan agar kegiatan inventarisasi mampu menjadi model bagi institusi lain dalam upaya pelestarian naskah-naskah kuno di Indonesia. (Aw/Srh)